Media

Berita, pengumuman dan informasi terkini tentang Grup APRIL

 Bagikan  Email  Cetak

Yuk hemat sampah!

Setiap tahun, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah. Jumlah ini sangat mengkhawatirkan, apalagi bila pengelolaan sampah tidak efektif dan malah berpotensi mencemari lingkungan.

Memang, kita tidak bisa menghindari sampah. Sampah atau limbah adalah produk sisa yang dihasilkan dari aktivitas tertentu hingga kegiatan konsumsi. Sektor pertanian menghasilkan limbah, begitu juga dengan kehidupan sehari-hari kita dari sisa dapur hingga botol shampo. Tanpa kita sadari, sampah dapat mempengaruhi lingkungan maupun kesehatan kita.

Dengan setengah dari penduduk Indonesia saat ini tinggal di daerah perkotaan, tidak mengherankan jika sebuah kota dapat menghasilkan sekitar 105.000 ton sampah per hari. Hal ini diperparah oleh kenyataan bahwa tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dan tempat penimbunan sampah yang menggunakan sistem terbuka adalah metode pembuangan limbah padat yang paling banyak dilakukan di negara ini.

E-bus menjadi pelopor transportasi energi bersih.

Menurut data dari World Resources Institute, transportasi menyumbang hampir seperempat dari emisi CO2 global. Hal ini menjadi kontributor utama perubahan iklim dan besar kemungkinan tren ini akan berlanjut di beberapa tahun mendatang.

Kendaraan listrik menjadi pembicaraan karena sering dikaitkan dengan topik yang tengah hangat diperbincangkan: energi bersih. Tingginya urbanisasi membutuhkan solusi berkelanjutan khususnya untuk mobilitas namun tetap rendah polusi — dan bus listrik menjadi salah satu pilihan utama.

Bicara tentang warisan budaya Melayu, pastilah mata akan tertuju pada Provinsi Riau yang menjadi rumah bagi sejarah dan kebudayaan Melayu di Indonesia. Provinsi yang dijuluki Bumi Lancang Kuning ini bahkan melestarikan warisan budayanya melalui program pariwisata berkelanjutan.

Terletak di jantung  dan sepanjang pesisir Selat Malaka, provinsi Riau memiliki berbagai keistimewaan. Selama berabad-abad, para saudagar dan pedagang berbondong-bondong mengunjungi provinsi yang terkenal dengan lanskapnya yang makmur dan histori kejayaan dari kesultanan masa lampau.

Tak heran, kayanya sejarah dan budaya menjadikan masyarakat Riau sangat beragam dengan komunitas yang terikat pada beberapa etnis, seperti Melayu, Jawa, Tionghoa, Minangkabau, Batak, Bugis, dan Banjar.

Aset budaya yang tak ternilai ini menjadi warisan yang sangat berharga bagi Riau. Upaya pelestarian budaya terus dilakukan dalam mempertahankan identitas provinsi, mulai dari melestarikan arsitektur, sastra, sejarah, tradisi, kuliner, dan masih banyak lagi.

Tahukah kalian kertas dapat memberikan kontribusi yang besar untuk masa depan yang berkelanjutan? 

Selama ini, kertas menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Sehari-hari, hampir seluruh aktivitas kita bersentuhan dengan kertas, mulai dari kotak sereal sarapan hingga dokumen pekerjaan yang kita temui di kantor.

 

Kertas merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita

Banyak sekali jenis kertas yang tersedia di pasar untuk membantu memudahkan pekerjaan kita selama ini. Namun, penting untuk memastikan bahwa kertas yang kita gunakan berasal dari pengelolaan yang ramah lingkungan.

Sebetulnya, apa itu kertas ramah lingkungan?

Bagi yang belum tahu, kertas terbuat dari bubur kayu (pulp) yang dihasilkan dari pohon yang ditebang dalam kawasan hutan tanaman industri (HTI). Terkadang, persepsi ini dianggap negatif oleh sebagian orang. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, kayu merupakan sumber daya yang terbarukan dan berkelanjutan.

 Memproduksi kertas secara berkelanjutan artinya para produsen harus mematuhi pedoman tertentu dalam mengelola hutan tanaman industri dengan cara yang baik dan lestari. Menjalankan solusi inovatif seperti penanaman kembali pohon dan pemetaan wilayah, memungkinkan kayu, bubur kertas dan kertas dibuat secara bertanggung jawab sehingga hutan dapat berkembang terus secara berkelanjutan.

 Sertifikasi pengelolaan hutan diciptakan sebagai garansi bahwa proses produksi dan rantai pasokan berkelanjutan dapat menurunkan bahaya kerusakan lingkungan sembari tetap mempertahankan pertumbuhan industri yang memberikan dampak baik untuk ekonomi masyarakat.

 

Artinya, produk kertas yang memiliki label Program for Endorsement of Forest Certification (PEFC) atau Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu Indonesia (SVLK) dipastikan berasal dari hutan lestari.

Nah, bagi kalian selaku konsumen, adanya sertifikasi dapat menjadi panduan untuk menelusuri kembali produk kertas pilihan kita, apakah telah menerapkan metode berkelanjutan dan lestari sesuai dengan kebijakan yang diberlakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Industri Cetak Masih Eksis

Masih ingat asumsi banyak orang bahwa era penggunaan kertas akan ‘habis’ seiring dengan majunya teknologi?

 Ya, pada pertengahan 2000-an, industri penerbitan mulai was-was dengan berbagai produk publikasi elektronik yang semakin mengecilkan peran dari buku cetak. Tak terkecuali perusahaan penerbitan sekaliber Kompas Gramedia.

 Barulah pada 2016, Kompas Gramedia mendorong digitalisasi konten dengan mengakuisisi SCOOP, yang pada saat itu menjadi platform penerbitan online terbesar di Indonesia. Dua tahun kemudian, pada 2018, mereka meluncurkan Gramedia Digital, yang berhasil memindahkan aktivitas toko offline menjadi berbasis online. Namun, toko buku tersebut tetap mempertahankan gerai untuk menjual buku fisik.

 Soalnya, strategi Kompas Gramedia tidak dimaksudkan untuk menggusur buku fisik pada masa digital, melainkan untuk memudahkan pembaca mengakses buku cetak melalui platform digital. Selain itu, cara ini juga sekaligus menawarkan pilihan judul e-book secara terbatas.

 Karenanya, Gramedia Digital lebih berfungsi sebagai toko online yang mereplikasi layanan dan variasi produk di toko fisiknya, dengan opsi tambahan bagi pembaca untuk membeli e-book.

 Di masa pandemi seperti sekarang ini, strategi tersebut membuahkan hasil Penjualan buku cetak meningkat 90% antara Januari dan Mei 2020. Kenyataannya, menurut Kompas, penerbit buku menikmati lonjakan permintaan hingga 400% di atas ekspektasi mereka sepanjang tahun.

Bagi sebagian orang, cukup mengejutkan mengetahui penerbit sebesar Kompas Gramedia belum sepenuhnya digital. Namun alasannya cukup sederhana: di Indonesia penetrasi e-book masih cukup rendah. Menurut Tech in Asia, penjualan e-book hanya menyumbang kurang dari dua persen dari total penjualan buku di Indonesia.

Memang benar bahwa disrupsi digital telah mengguncang industri media, musik, dan hiburan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Namun, jika menyangkut perihal buku dan pengalaman membaca secara fisik, buku cetak masih menjadi pilihan utama di hati masyarakat. Jelas saja, harga e-book hampir sama dengan buku cetak, terutama untuk buku yang diproduksi di dalam negeri. Misalnya, buku Raditya Dika yang berjudul Koala Kumal, dibandrol Rp50.000 per salinan fisik; sedangkan format digitalnya hanya terpaut sedikit yakni Rp 44.000 setelah diskon.

Ini memperkuat kenyataan bahwa kertas masih jauh dari usang atau berakhir. Menurut Report Buyer, pasar percetakan buku global diperkirakan mencapai 49 miliar dolar AS pada 2024, yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari 1 persen sejak 2018.

Jenis kertas

Nah, setelah kita mengetahui bahwa industri percetakan global masih tetap bertahan dan terus berkembang, yuk kita simak jenis-jenis kertas yang sesuai dengan pilihan dengan kebutuhan kalian!

Kertas daur ulang

Jika kalian ingin mengurangi jejak karbon, ini adalah pilihan kertas yang tepat. Kertas jenis ini terbuat dari daur ulang bubur kertas. Dengan begitu, jenis kertas ini lebih hemat energi karena membutuhkan energi dan air yang lebih sedikit, yakni sekitar 70% saja dibandingkan dengan membuat kertas baru. Kabar baiknya, menurut Reader’s Digest, kertas adalah salah satu dari sembilan bahan paling mudah didaur ulang di dunia.

 

Kertas matte dan kertas glossy

 Mungkin kalian biasa melihat kertas yang cenderung mengkilap ini, namun tidak mengenal namanya. Biasa disebutkertas glossy, kertas ini memiliki kesan halus dan ketika diletakkan di bawah cahaya akan bersinar dan memantulkan cahaya. Karena teksturnya yang memberikan warna yang baik, jenis kertas ini sangat cocok untuk brosur, foto, dan pamflet.

Sebaliknya, untuk kertas jenis matte, tidak memiliki permukaan yang berkilau dan cahaya dibiaskan secara halus dan rata sehingga tidak memantulkan warna yang silau. Jenis kertas ini populer untuk majalah, buku, dan produk cetak berbasis fotokopi lain.

Kertas berlapis sutra

Bagaimana jika kalian menginginkan jenis kertas dengan lapisan yang tidak matte dan juga tidak terlalu glossy? Nah, kertas berlapis sutra adalah pilihannya. Kertas ini halus, seperti glossy, tetapi tidak berkilau. Selain itu, kertas ini terasa mewah karena dibuat dari serat sutra. Kertas berlapis sutra memiliki mutu premium seperti kertas glossy, tapi memiliki keunggulan kertas matte (tinta kontras dengan kertas). Jenis kertas ini biasa digunakan dalam urusan-urusan bisnis papan atas untuk menciptakan kesan mewah dan berbeda.

Kertas bond

Kertas jenis ini awet dan tahan lama. Karena tidak memiliki lapisan, kertas ini mudah digunakan untuk mesin cetak atau menulis, namun sayangnya kertas jenis ini mudah sobek, lecet, dan ternoda.

Tanggung jawab lingkungan

Menghasilkan kertas dengan mutu terbaik dan memberikan dampak seminimal mungkin terhadap lingkungan selalu menjadi prioritas utama PaperOneTM, merek unggulan Grup APRIL. Produk kertas ini telah mengantongi sertifikat PEFC dan terbukti hemat tinta . Selain itu, kualitas kertas yang mumpuni memberikan hasil cetakan bebas noda dengan warna yang cerah dan garis-garis tajam, sempurna untuk presentasi visual yang kuat.

PaperOneTM, yang dikenal dengan rangkaian kertas bermutu premiumnya, terbuat dari 100% serat terbarukan dan menawarkan solusi terbaik untuk keperluan pencetakan dan penyalinan.

PaperOne terbuat dari 100% serat terbarukan yang dijual ke lebih dari 70 Negara

Diluncurkan Grup APRIL pada 1998, PaperOneTM menjadi yang terdepan dalam produk kertas cetak rumahan, kantor, dan niaga dibandingkan dengan merek internasional lain dalam unsur ketebalan, opasitas, dan mutu arsip.

Selain itu, produk PaperOneTM telah diekspor ke lebih dari 70 negara – yang konsisten dalam menghasilkan mutu pencetakan secara professional namun tetap meminimalkan dampak lingkungan.

Inovasi adalah kunci kemajuan. Ketika konsumen menjadi lebih sadar dan selektif terhadap jenis kertas yang mereka beli, perusahaan harus mencari cara untuk menciptakan solusi berkelanjutan, yang sejalan dengan tujuan pembangunan. Begitu juga yang dilakukan Grup APRIL.

 Bagikan  Email  Cetak