Environmental Sustainability Jobs

Karir

Bergabunglah bersama kami untuk menciptakan dan mengembangkan masa depan yang berkelanjutan

 Bagikan  Email  Cetak

Keberlanjutan: Susilo Sudarman

Susilo Sudarman amat bimbang ketika pertama kali mendapat tawaran dari Grup APRIL untuk pindah dari Jakarta ke Pangkalan Kerinci di tahun 2014, kala itu tidak banyak yang ia tahu mengenai Pangkalan Kerinci selain bahwa itu adalah kota kecil di Riau, Sumatra.

Sebagai lulusan dari program magister kajian Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia, Susilo sebelumnya telah menjadi bagian dari tim yang bertanggung jawab terhadap proyek Restorasi Ekosistem Riau (RER) yang diinisasi oleh Grup APRIL untuk merestorasi dan mengkonservasi hutan gambut seluas 150,000 hektar di Semenanjung Kampar.

Checking growth as part of APRIL Group's sustainability team

Setelah itu, ia menjabat sebagai Manajer dari Sustainability Compliance di Grup APRIL yang tanggung jawab utamanya adalah memastikan bahwa perusahaan pemasok ikut menerapkan zero-deforestation sebagai kebijakan keberlanjutan.

“Pekerjaan ini cukup berat karena kami punya manajemen yang berbeda-beda. kami tidak dapat langsung mengatur perusahaan pemasok namun kami harus merangkul mereka dengan erat dan berbagi pengalaman serta pengetahuan mengenai praktek yang kami lakukan, selanjutnya kami memastikan mereka mengimplementasikan praktek tersebut. Berbicara keberlanjutan, kami harus benar-benar transparan mengenai kepatuhan kami dan juga menunjukkan bagaimana kami dan rekan-rekan kami selalu mendukung produksi keberlanjutan,” paparnya.

Ketika ia dan keluarganya pertama kali pindah ke Pangkalan Kerinci, mereka mempertanyakan banyak hal termasuk bagaimana orang-orang di sana dan aktivitas menyenangkan apa yang dapat dilakukan di sana.

“Tapi ketika kami sudah tinggal di Pangkalan Kerinci, kami menyadari kondisinya cukup berbeda dengan di Jakarta. Masyarakat di Pangkalan Kerinci cukup kohesif dan multikultur dengan berbagai latar belakang etnis dan kebangsaan, hal-hal tersebut yang membuat Pangkalan Kerinci berbeda,” ungkap Susilo.

Setahun kemudian, ketika Susilo ditawari kesempatan untuk kembali ke kantor di Jakarta, ia menolak. “Saya bilang ‘tidak, terima kasih’. Pangkalan Kerinci sudah membuat saya merasa nyaman dan ini rumah saya sekarang,” Susilo menjelaskan.

Tidak hanya bekerja, Susilo menjadi salah satu pendiri dua klub yang cukup ternama di Pangkalan Kerinci – klub vespa dan Adventure Club Riau Andalan (ACRA). Klub vespanya sudah beranggotakan 27 orang yang saling berbagi kesukaan mereka terhadap skuter antik, mereka pun kerap berkumpul dan berkendara di sekitar Pangkalan Kerinci.

APRIL Group sustainability

Sementara itu, ACRA telah memiliki 60 anggota yang sama-sama memiliki hobi memanjat gunung, mendaki bukit, maupun menyelam. Menurut Susilo, ACRA dibentuk berlandaskan kesadaran bahwa Indonesia berada di sekitar Ring of Fire yang membuat wilayahnya rentan terhadap berbagai bencana alam.

“Kami harap anggota ACRA, yang pada dasarnya sudah mencintai alam dan lingkungan, dapat mengembangkan kemampuan bertahan hidup di alam liar yang dapat digunakan untuk menolong orang yang membutuhkan,” ungkapnya penuh harap.

Bagi Susilo, tidak sulit berjejaring dengan orang-orang yang memiliki aspirasi yang sama dengannya di Pangkalan Kerinci, karena kota itu sangat memungkinkan masyarakatnya dapat membangun hubungan yang berkualitas. Menurut Susilo, Grup APRIL memiliki peran besar terhadap hal tersebut.

“Karena banyak fasilitas yang disediakan oleh perusahaan di sekitar komplek APRIL ini dan yang bisa memanfaatkannya pun tidak hanya karyawan APRIL tapi juga masyarakat umum. Salah satu diantaranya adalah sarana olahraga yang dapat digunakan secara gratis,” kata Susilo.

Dukungan Grup APRIL terhadap karier karyawan memberikan pengaruh dan makna yang cukup signifikan bagi Susilo secara pribadi. Perusahaan tidak hanya membiayainya untuk menghadiri perkuliahan singkat terkait studi lingkungan di James Cook University di Queensland, Australia, namun juga memberikan kesempatan bagi Susilo untuk dapat melanjutkan studi Magisternya di Universitas Indonesia.

“Saya membiayai sendiri program Magister saya, namun perusahaan memberikan kesempatan agar saya dapat kuliah selagi bekerja,” ungkap Susilo. Ia diizinkan untuk meninggalkan kantor lebih awal di hari Jumat agar ia dapat menghadiri kelas di akhir pekan.

“Ketika perusahaan mendukung pendidikan karyawannya, itu adalah hal yang lebih berharga daripada uang,” pungkasnya.

 Bagikan  Email  Cetak