Media

Berita, pengumuman dan informasi terkini tentang Grup APRIL

 Bagikan  Email  Cetak

Setiap musim kemarau tiba, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di Indonesia khususnya kawasan yang berada di lahan gambut. Lahan gambut sendiri sering ditemui di berbagai lokasi, mulai dari area pertanian, perkebunan hingga perhutanan.

Sebetulnya, apa sih lahan gambut itu? 

Lahan gambut merupakan lahan basah yang terbentuk dari material organik yang membusuk dan mengendap di dalam tanah selama ribuan tahun. Nah, lahan gambut ini mengandung karbon dua kali lebih banyak dibandingkan dengan hutan tanah mineral di seluruh dunia lho. Artinya, jika kebakaran terjadi di aera ini, karbon ini akan terlepas ke udara dan dapat menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca (GRK).

Karena itu, lahan gambut ini sangat penting untuk dijaga. Apalagi, Indonesia disebut sebagai negara dengan lahan gambut terbesar kedua di dunia dengan total luasan mencapai 13,43 juta hektar. Coba bayangkan berapa besar karbon yang tersimpan di negeri ini yang harus kita rawat untuk mencegah perubahan iklim dunia.

Nah, tak banyak yang tahu bahwa sekitar dua ratus kilometer dari kota Pekanbaru, terhampar blok hutan rawa gambut utuh terluas di Asia Tenggara. Hutan rawa gambut ini kaya akan keanekaragaman hayati dan menyimpan karbon yang sangat banyak untuk kelestarian lingkungan hidup.

Tak hanya itu, kawasan ini juga merupakan rumah bagi sejumlah spesies yang dilindungi secara global dan nasional, misalnya Harimau Sumatra, Beruang Madu hingga Kucing Tandang. Berlokasi di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, kawasan seluas 150,694 hektare atau setara dengan dua kali wilayah Singapura ini berada dalam pengelolaan Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Sejak mendapatkan izin usaha restorasi ekosistem (IUPHHK-RE) pada 2012, empat perusahaan yang berada di bawah program RER mencatatkan berbagai kemajuan dalam upaya melestarikan dan memulihkan ekosistem dalam satu kawasan hutan rawa gambut ini lho.

Misalnya saja, RER berhasil mengidentifikasi 797 spesies tumbuhan dan satwa yang terekam dalam kawasan ini. Dari jumlah itu, sebanyak 77 di antaranya masuk dalam kategori daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebagai spesies yang terancam secara global.

Selain itu, sejumlah spesies pohon khusus hutan rawa gambut berhasil dikenali seperti Meranti Bakau (Shorea platycarpa) dan Resak Paya (Vatica teysmanianna), yang diketahui sebagai tumbuhan endemik Sumatera yang masih tersisa. Kedua spesies tumbuhan tersebut berstatus critically endangered (CR) karena kerusakan habitat atau penebangan pada masa lalu.

Yang paling utama, RER memastikan tidak terjadi kebakaran di kawasan RER dalam lima tahun berturut-turut. Tentu saja hal ini penting karena melestarikan hutan rawa gambut artinya mencegah keluarnya karbondioksida ke dalam atmosfer untuk mengurangi dan mencegah perubahan iklim.

Nah, RER ini merupakan program restorasi ekosistem jangka panjang dan diprakarsai oleh Grup APRIL, produsen pulp dan kertas yang berbasis di Provinsi Riau. Penghasil kertas merk dagang “PaperOne” ini memang mengedepankan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dengan menerapkan pendekatan produksi-proteksi dalam operasinya

Grup APRIL sendiri berkomitmen memperluas upaya konservasi dan restorasi seperti yang dilakukan di RER dalam 10 tahun kedepan. Pada salah satu pilar komitmen “APRIL 2030” yakni Lanskap yang Berkembang, Grup APRIL akan memperluas area konservasi dan restorasi di luar wilayah operasional dengan menyisihkan dana dari tiap ton kayu yang digunakan dalam produksi untuk membiayai investasi di bidang lingkungan sebesar 10 juta USD per tahun. Grup APRIL juga memastikan tidak ada area konservasi dan restorasi yang hilang (zero net loss) dalam 10 tahun ke depan serta berkomitmen meningkatkan produktivitas hutan tanaman industri hingga 50% dengan berbasis sains.

Tertarik mengetahui lebih lebih lanjut? Yuk merapat ke Instagram @discoverapril dan linkedin Grup APRIL di sini!

 

Artikel Lainnya

APRIL Membuka Akses Pendidikan Bagi Selu...
APRIL Membuka Akses Pendidikan Bagi Selu... Meratanya pendidikan yang berkualitas untuk seluruh masyarakat adalah salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB. Hal ini terc...
“Mengapa menerapkan prinsip keberlanjuta...
“Mengapa menerapkan prinsip keberlanjuta... Ika Marlina berbagi pengalamannya dalam memahami arti penting keberlanjutan hingga ia memutuskan untuk bergabung dalam Sustainability Professional Development P...
Mahyuddin, Mantan Pembalak Liar yang Men...
Mahyuddin, Mantan Pembalak Liar yang Men... Minimnya kesempatan kerja yang ada di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pada tahun 1993, membuat Mahyuddin Pasaribu memutuskan untuk bekerja sebagai seorang p...
 Bagikan  Email  Cetak