Media

Berita, pengumuman dan informasi terkini tentang Grup APRIL

 Bagikan  Email  Cetak

Anak-anak sekolah bisa saja terkurung di dalam rumah karena pandemik global COVID-19, tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat dari siswa Sekolah Mutiara Harapan (SMH) untuk hadir di kelas. Belajar di kelas berbasis daring (online class).

Kelas Online dimulai pada awal minggu, SMH memastikan bahwa 580 siswanya yang berusia 4 sampai 17 tahun siswanya tetap mendapatkan pendidikan.

“Bisa dibilang pada kelas online yang saya lakukan, siswa-siswa saya sangat senang bisa bertemu dengan teman-teman mereka secara online. Mereka saling menyemangati dan saling bergurau. dan itu membuat pengalaman belajar cara baru ini cukup berkesan,”ujar Cheryl Wevell, guru seni SD Mutiara Harapan.

Para guru dan siswa menggunakan aplikasi zoom, whatsapp dan video untuk berkomunikasi dengan siswa dan para orang tua. Walaupun mengalami hambatan teknis pada awalnya , para siswa sudah mulai terbiasa dengan suasana belajar yang baru.

Intan Permatasari, guru TK SMH mengatakan teknologi modern sangat memungkinkan siswa untuk belajar dari rumah saat ini.

“Saya mengajar ana-anak TK usia empat hingga lima tahun. Pada usia ini, peran orang tua sangat penting dalam pembelajaran e-learning ini karena orang tualah yang membantu mengatur jalannya kelas dari rumah mereka. Ketiga pihak: guru, siswa dan orang tua harus bekerja sama agar kelas online bisa terlaksana.

Aplikasi Sistem Manajemen Informasi Akademik di Sekolah (AIMSIS), sebuah platform yang menguhubungkan orangtua dan guru telah sangat membantu.

Kepala Sekolah SMH, Lei Suang, mengatakan bahwa aplikasi AIMSIS ini dapat mempermudah orang tua dan guru untuk mengunduh materi pembelajaran siswa.

Sebagai orang tua yang memiliki empat anak (tinggat SD hingga SMP) yang juga belajar dari rumah, Cheryl menilai bahwa pembelajaran secara online bisa sangat menarik bagi siswa.

“Melihat guru online dengan kami lumayan canggung juga awalnya tapi asyik sih” kata anak Cheryl.

“Kita berada di era dimana teknologi bisa membuat membuat anak-anak bisa bersekolah dari rumah. Anak-anak tidak perlu berhenti belajar hanya karena mereka tidak bisa pergi ke sekolah. Sekolah ada di rumah, ponsel, kmputer atau laptop kita.

“Jika memiliki jaringan internet, kita mampu melakukan kegiatan belajar-mengajar di mana saja” kata Cheryl.

Selain banyaknya sisi positif belajar online , baik Cheryl dan Intan mengatakan bahwa rentang perhatian siswa lebih pendek selama kelas online.

“Mereka asik mengobrol dan kegirangan, terutama saat pertama kali memulai kelas online. Saat belajar dari rumah para siswa kadang izin untuk mengambil air dan makanan saat belajar atau adik mereka datang mengintip dibelakang mereka untuk melihat apa yang dilakukan kakaknya,” kata Cheryl.

Intan mengatakan bahwa pada awalnya siswa yang lebih muda bahkan sangat mudah terganggu konsentrasinya saat belajar online.

“Awalnya para siswa tidak mengobrol dan saling menyapa saat mereka teralihkan dengan wajah teman-teman mereka. Beberapa tidak dapat mendengarkan suara saya dengan jelas karena siswa lain terlalu berisik. Sementara siswa lain masih malu untuk tampil di layar monitor,” ujarnya. Tetapi mereka akhirnya terbiasa dengan suasana belajar seperti itu” tutur intan.

Irfan, guru olahraga kelas 7 hingga 12 mengatakan para siswa mungkin tidak bisa berolahraga bersama saat ini, tetapi mereka tetap bisa berolahraga melalui kelas online.

“Kami sudah menyesuaikan kelas kami untuk situasi seperti ini. Kelas olahraga dimulai dengan diskusi singkat dan berbagai topik olahraga. Sebelumnya, saya akan memberikan pertanyaan dan didiskusikan bersama siswa,” ujarnya.

“Setelah itu, latihan aerobic dimulai. Saya mencontohkan gerakan berbeda yang perlu mereka lakukan selama belajar. Kemudian kami menggabungkan gerakan itu menjadi gerakan senam yang kami lakukan bersama,” katanya.

Irfan mengatakan hal ini penting untuk memastikan siswa tetap bersemangat untuk terus berolahraga.

“Kami ingin para siswa terus bugar dan terus berlatih, tetapi kami juga ingin mereka benar-benar menikmati belajar olahraga. Itulah sebabnya mengapa saya memainkan musik selama belajar,” tutur Irfan.

"Saya juga mengirimi mereka tautan video YouTube olahraga yang bisa mereka lakukan di rumah," tutupnya.

Artikel Lainnya

APRIL Resmi Bersertifikasi Logo European...
APRIL Resmi Bersertifikasi Logo European... Grup APRIL berhasil memperoleh sertifikasi dan izin untuk menggunakan European Ecolabel logo pada produk kertas kategori “Graphic Paper”. Sertifikasi itu merupa...
Cerita Anak Karyawan RAPP yang Meneruska...
Cerita Anak Karyawan RAPP yang Meneruska... Sebagai perusahaan besar yang bergerak di bidang produksi kertas, PT Riau Andalan Pulp and Paper atau RAPP merupakan salah satu perusahaan idaman para pencari k...
Program Tenun RAPP, Bantu Perempuan untu...
Program Tenun RAPP, Bantu Perempuan untu... Ketika menginjak usia 30 tahun, Rahmi dihadapkan pada pilihan untuk tetap tinggal bersama keluarganya, atau harus berpisah sementara demi meningkatkan kesejahte...
 Bagikan  Email  Cetak