Media

Berita, pengumuman dan informasi terkini tentang Grup APRIL

 Bagikan  Email  Cetak

Ketika Robi Cahyadi masih menempuh studinya di pesantren, ia dihadapkan pada kenyataan harus menjadi tulang punggung keluarganya. Setelah lulus dari pesantren, ia memilih untuk membantu ibunya mengurus kedai ketimbang melanjutkan studinya ke tingkat perguruan tinggi.

Namun keadaan tersebut berubah ketika pada tahun 2004, ketika Robi mendapatkan informasi mengenai pekerjaan untuk pengadaan tenaga kerja dan transportasi  PT RAPP . Robi diminta untuk menjadi penyedia tenaga kerja dan transportasi untuk RAPP. Robi pun langsung membentuk badan usaha penyedia tenaga kerja, yang awalnya hanya memiliki pekerja sejumlah tiga orang.

Robi Cahyadi, salah satu mitra bina UKM PT RAPP

Siapa sangka, media sosial bernama Facebook, telah mengantarkan Juanda, seorang pria asal Sungai Apit, Kabupaten Siak, Indonesia, menjadi seorang peternak Madu Kelulut yang sukses.

Cerita ini bermula pada pertengahan tahun 2014, ketika Juanda diminta untuk mengirimkan beberapa Lebah Kelulut (Meliponini) ke salah seorang temannya yang berada di Pulau Jawa. Kabupaten Siak memang terkenal sebagai penghasil berbagai jenis lebah madu.

“Setelah beberapa kali saya kirim ke teman saya, di tahun yang sama, saya coba untuk memelihara lebah tersebut,” ujar Juanda.

“Padahal saya tidak memiliki pengetahuan sama sekali mengenai cara budidaya lebah tersebut, tapi karena saya butuh uang dan ingin meningkatkan perekonomian keluarga saya, jadi saya coba saja” ujar Juanda.

Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Juanda hanya mengandalkan penghasilan dari perkebunan kelapa sawit warisan orang tuanya, yang luasnya hanya 1 hektar saja. Maka dari itu ia berusaha mencari penghasilan lain.

Juanda pun mencari informasi tentang bagaimana cara budidaya Madu Kelulut tersebut dari berbagai sumber di internet. Hingga akhirnya ia menemukan salah seorang pengguna Facebook yang sudah berhasil membudidayakan Madu Kelulut dan membagikan informasinya di media sosial tersebut.

Madu kelulut
Juanda sukses mengembangkan madu kelulut di Riau

Siapa sangka sebuah kota kecil bernama Pangkalan Kerinci, yang berlokasi sekitar 70 km dari Pekanbaru, Indonesia, berhasil menjadi kota penghasil pulp dan kertas terbesar, dimana hasil tersebut digunakan oleh jutaan orang diberbagai belahan dunia.  

Sejak tahun tahun 2005, kota tersebut juga menjadi penghasil tenaga kerja di industri pulp dan kertas terbesar di Indonesia. Semua ini berkat Grup APRIL, yang mendirikan APRIL Learning Institute (ALI). ALI menjadi sebuah pusat pelatihan dan pengembangan karyawan milik Grup APRIL.

ALI didirkan atas dasar inisiatif dari Chairman APRIL, Sukanto Tanoto, yang sangat peduli dengan pengembangan dan peningkatan kualitas setiap karyawannya. Menurut Fahrizal Tampubolon, selaku ALI Head, ALI bertanggung jawab membuat seluruh karyawan mampu menjalankan strategi yang sudah dipersiapkan perusahaan, baik secara teknikal maupun soft skill.

.
Salah satu trainer di ALI yang tengah menjelaskan materi kepada para peserta training

Semarak perhelatan pentas olahraga terbesar se-Asia tahun 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia, tengah menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan. Hampir seluruh penduduk Indonesia, mulai dari yang muda hingga yang tua, turut merayakan dan menyemangati Tim Indonesia yang tengah berjuang meraih medali di pesta olahraga internasional tersebut.

Untuk bisa menorehkan prestasi di ajang olahraga internasional, tentunya dibutuhkan persiapan dan pelatihan yang diberikan kepada calon atlet-atlet masa depan sejak dini.

Bagi para atlet muda yang tinggal di daerah-daerah, mungkin tidak seberuntung atlet lain yang tinggal di kota dalam mengakses fasilitas olahraga yang mereka butuhkan.

Menyadari hal ini, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang merupakan anak perusahaan APRIL membuat sebuah program bernama Pusat Pengembangan dan Pelatihan Atlet Masa Depan (PPLAMD), yang terletak di Kabupaten Pelalawan.

Program PPLAMD didirikan pada tahun 2007 atas dasar inisiatif PT RAPP dan Bupati Pelalawan ketika itu. Tujuannya adalah untuk menyediakan fasilitas bagi para siswa yang memiliki bakat terpendam, khususnya di bidang olahraga. Dengan begitu, segala talenta yang dimiliki para atlet Kabupaten Pelalawan bisa tersalurkan melalui PPLAMD ini. PPLAMD sendiri memfokuskan programnya pada 3 cabang olahraga, di antaranya karate, badminton, dan tenis. Ketiga cabang olahraga tersebut sama-sama berhasil mengukir prestasi yang sangat membanggakan.

Tropi dan medali para atlit muda di Pangkalan Kerinci

 Bagikan  Email  Cetak