Media

Berita, pengumuman dan informasi terkini tentang Grup APRIL

 Bagikan  Email  Cetak

Grup APRIL baru saja menandatangani MoU dengan Tanoto Foundation dan Universitas Riau untuk berinvestasi sebesar Rp 28.7 miliar di bidang pendidikan.

Melalui MoU ini, APRIL berinisiatif untuk membangun sarana infrastruktur perkuliahan di Jurusan Teknik Kimia Pulp dan Paper, Fakultas Teknik, Universitas Riau. Selain itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama dengan beberapa SMK, yakni berupa bantuan peralatan pendidikan dan pemberdayaan untuk SMKN 1 Pangkalan Kerinci dan SMK Muhammadiyah Pekanbaru.

"Kita melihat adanya potensi, maka dari itu kita berusaha meningkatkan sumber daya manusia muda yang lebih berpendidikan. Dalam sebuah bisnis, sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dan harus dibina sejak awal. Inilah yang kami lakukan hari ini, dengan investasi sebesar Rp28,7 miliar, kami berikan bagi pendidikan di Riau," ujar Direktur Operasional RAPP (anak perusahaan Grup APRIL), M Ali Shabri.

"Kami membangun gedung laboratorium, dan penyediaan alat-alat laboratorium. Mendukung pengembangan kualitas SMKN I Pangkalan Kerinci dan Muhammadiyah Pekanbaru, perangkat pendidikan dengan nilai Rp100 juta per sekolah," tambahnya.

Kerja sama ini juga mendapat apresiasi yang sangat baik dari Menteri Perindustrian, yang turut hadir dalam penandatanganan MoU ini. Menurut Airlangga, kerja sama ini adalah salah satu bentuk upaya penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang kompeten, dengan melibatkan Perguruan Tinggi di Riau.

Pada tahun 2015, sebanyak 193 negara anggota PBB, secara bersama-sama mengadopsi sebuah Agenda Pembangunan Berkelanjutan yang ditargetkan akan tercapai di tahun 2030, yang tergabung dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Terdapat berbagai masalah pembangunan sosial dan ekonomi yang dibahas di dalam SGD, seperti kemiskinan, kelaparan, pendidikan, energi, dan lingkungan. SDG berusaha meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan inklusif secara global, dengan mengutamakan pemerataan, agar tidak ada lagi penduduk dunia yang tertinggal.

“Sebelum SGD ini dirilis, banyak sekali perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan, contohnya seperti komitmen untuk tidak melakukan penebangan hutan secara liar, atau dengan menerapkan kebijakan pengelolaan hutan lestari, seperti yang kami lakukan di area operasi kami," kata Lucita Jasmin, Director of Sustainability and External Affairs Grup APRIL.

Sebuah perusahaan tidak akan bisa beroperasi dengan baik apabila tidak melibatkan masyarakat yang ada di sekitarnya, karena secara tidak langsung, masyarakat tersebut telah menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri. Namun dalam proses menjalin relasi dengan masyarakat tersebut tidaklah mudah. Lalu bagaimanakah caranya agar bisa merangkul masyarakat tersebut dengan tidak hanya mengajak mereka dalam sebuah program kemitraan saja, tapi juga mengubah mereka agar tidak lagi menggunakan pola pikir yang konvensional?

Hal inilah yang menjadi tantangan bagi APRIL ketika pertama kali mendesain sebuah program bernama Fire Free Village Program (FFVP)-atau yang lebih dikenal dengan Program Desa Bebas Api-yang kini telah sukses dan terlihat manfaatnya bagi masyarakat.

“FFVP merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran dengan cara pendekatan kepada masyarakat,” ujar Craig Tribolet, Strategic Fire Management Manager APRIL Group.

Hingga kini, FFVP telah merangkul sebanyak 77 desa di sekitar kawasan konsesi APRIL dan telah mengedukasi mereka agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana kabut asap seperti pada tahun 2015 lalu.

Masyarakat Desa Teluk Dalam, Provinsi Riau, Indonesia patut berbangga, karena salah satu putra kelahirannya berhasil menorehkan prestasi yang sangat tinggi. Dialah Yogi Suardiwerianto, yang berhasil meraih gelar Master di negeri kincir angin, Belanda yang didukung oleh Grup APRIL. Desa Teluk Dalam merupakan daerah terpencil yang jauh dari perkotaan. Untuk mencapai desa tersebut, paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 3 jam mengendarai speed boat dari kota terdekat.

Sebelumnya pria berumur 30 tahun ini menempuh studi di Jurusan Ilmu Kelautan di Intstitut Pertanian Bogor (IPB). Kemudian di tahun 2011 ia kembali ke Riau untuk mencari pekerjaan. Yogi pun berhasil bergabung dengan Riau Andalan Pulp & Paper, salah satu perusahaan kertas dan bubur kertas terkemuka di Riau, di bawah naungan Grup APRIL. Ia menjabat sebagai Assistant Trainee di Departemen Manajemen Lahan Gambut.

Di tahun 2015, kabar baik pun menghampiri Yogi. Salah satu atasannya meminta Yogi untuk mengikuti program pendidikan lanjutan bagi karyawan. Dengan tujuan agar Yogi bisa melanjutkan studinya hingga mendapatkan gelar Master, dan tentunya semua biayanya ditanggung oleh Grup APRIL. Hal ini merupakan bagian dari komitmenperusahaan yang ingin terus berinvestasi kepada setiap karyawannya.

 Bagikan  Email  Cetak